Muhammad al-Fatih Secrets:
Sebuah Keyakinan akan Bisyarah Rasulullah Muhammad saw
كنا
عند عبد الله بن عمرو بن العاصي وسئل أي المدينتين تفتح أولا القسطنطينية
أو رومية فدعا عبد الله بصندوق له حلق قال فأخرج منه كتابا قال
فقال عبد الله بينما نحن حول رسول الله صلى الله عليه وسلم نكتب إذ سئل
رسول الله صلى الله عليه وسلم أي المدينتين تفتح أولا قسطنطينية أو
رومية فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم مدينة هرقل تفتح أولا
Ketika kami duduk bersama dengan Abdullah bin Amru bin Al-Ash, beliau ditanya tentang kota manakah yang akan (futuh) dikuasai, Konstantinopel atau Roma? Abdullah bin Amru bin Al-Ash meminta diambilkan kotak miliknya yang ada lubangnya dan mengeluarkan kitab dari dalamnya dan berkata, "Abdullah berkata bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, "Kota Heraklius terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel) (HR Ahmad)
لتفتحن
القسطنطينية فلنعم الأمير أميرها ولنعم الجيش ذلك الجيش
Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat Amir (panglima perang) adalah Amir-nya, dan sekuat-kuatnya pasukan adalah pasukannya (HR Ahmad)
Bisyarah Nabi Muhammad saw. ini menjadi penyemangat para Khalifah untuk melakukan futuhat :
1. Abu Ayyub al-Anshari (44 H) pada Khalifah
Muawiyyah bin Abu Sufyan
2.
Sulaiman bin Abdul Malik (98 H) masa Kekhalifahan Umayyah
3.
Khalifah Harun al-Rasyid (190 H) masa Kekhalifahan Abasiyyah
4.
Khalifah Beyazid I (796 H) masa Kekhalifahan Utsmanityyah
5.
Khalifah Murad II (824 H) masa Kekhalifahan Utsmaniyyah
6.
Khalifah Muhammad II, masa Kekhalifahan Utsmaniyyah
Khalifah Muhammad II
Sejak kecil dididik secara khusus oleh banyak ulama. Salah satunya adalah Syaikh Aaq Syamsuddin. Muhammad II menguasai 6 bahasa ketika berumur 21 tahun, semenjak baligh hingga meninggal tak pernah meninggalkan rawatib dan tahajjud. Menjadi sulthan ketika berumur 19 tahun.
Surat pada ayahnya (Murad II) yang pergi beruzlah:
"Siapakah yang saat ini menjadi sulthan saya atau ayah?
Kalau ayahanda yang menjadi sulthan, maka seharusnya seorang pemimpin berada di tengah rakyatnya dalam situasi seperti ini
Kalau saya yang menjadi sulthan, maka sebagai pemimpin, saya perintahkan ayahanda untuk datang kemari ikut membela rakyat."
Pembentukan Pasukan Inkisaria “The Royal Janissaries”
Sekitar 250.000 pasukan elit dengan program pelatihan terpadu sedari kecil. Setengah pasukannya tidak pernah meninggalkan tahajjud
Pembangunan Benteng Rumeli Hisari. Sebuah benteng yang tak tergoyahkan setinggi 82 meter. Melanjutkan usaha buyutnya Khalifah Bayazid I (1394 M) yang membangun Benteng Anadoluhisari dengan tinggi 25 meter. Khalifah Muhammad II (1452 M) selesai membangun benteng dengan tinggi 82 meter selesai dalam waktu 4 bulan. Pada saat itu benteng Konstantinopel sendiri hanya setinggi 18 meter. Khalifah Muhammad II juga mempersiapkan First Supergun (Basilic Cannon), dengan kaliber 0.7 meter, jarak tembak 1.6 km, berat 18.2 ton, berat peluru 680 kg, dan panjang 5.2 meter.
Mereka berperang selama 54 hari, dan 825 tahun penantian, merealisasikan Bisyarah Nabi. Lalu kapankah kita juga akan melaksanakan Bisyarah Nabi di kota yang kedua (Roma)?
Down an unknown road, to embrace my fate Though that road may wander, it will lead me to you And a thousand years, would be worth the wait It might take a lifetime, but somehow I’ll see it through And I won’t look back, I can go the distance And I’ll stay on track, no, I won’t accept defeat It’s an uphill slope, but I won’t lose hope Till I go the distance, and my journey is complete But to look beyond the glory is the hardest part For a hero’s strength is measured by his heart (Go The Distance)
Khutbah Muhammad II:
Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulullah SAW telah menjadi kenyataan. Dan salah satu dari mukjizatnya telah terbukti, maka kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah menjadi janji dari hadits ini, yang berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu, sampaikanlah pada para pasukan satu persatu, bahwa kemenangan besar yang akan kita capai ini, akan menambah ketinggian dan kemuliaan Islam.
Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan syariat selalu didepan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka tidak mengusik tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja. Hendaknya mereka jangan mengganggu para pendeta dan orang-orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam pertempuran.
".. Alhamdulillah, semoga Allah merahmati para syuhada', memberikan kemuliaan kepada mujahidin, serta kebanggaan dan syukur buat rakyatku"
apa rahasia mereka?
THEY BELIEVE IN SOMETHING THAT CANNOT SEEN BY EYES
BUT TO LOOK BEYOND THE GLORY IS THE HARDEST PART
look beyond the glory:
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat (TQS al-Baqarah [2] : 2-5)
keuntungan look beyond the glory:
Kita akan berpikir, berusaha dan beraktivitas tidak biasa. Bahwa pertolongan Allah sangat dekat kepada kita
Ingatlah janji Allah SWT:
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,
dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama (Islam) yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku
dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu,
maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (TQS an Nuur [24] : 55)
Hidup adalah pilihan ...
Mau menjadi yang manakah Anda?
1.
Menolak dan mengutopiskan perjuangan penerapan Syari’ah Islam?
2.
Mendiamkan dan menunggu hasil daripada kejadian yang terjadi di depan Anda?
3.
Membuat beribu alasan agar tidak turut berjuang demi tegaknya Islam?
4.
Menyerahkan harta dan nyawa Anda dan berbuat sekuat tenaga menegakkan Islam?
لا
يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فَضَّلَ اللَّهُ
الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً
وَكُلا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى
الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا
"Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar"(TQS an-Nisaa [4] : 95)
http://www.facebook.com/note.php?note_id=451754737684
Oleh: Yahya
Abdurrahman
تَكُونُ
النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ
أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ
مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا
ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا
إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ
اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ
خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ
“Di
tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap
ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak
mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj
kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia
akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan
ada kekuasaan (kerajaan) yang zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan
tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia
berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator
yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap
ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti
manhaj kenabian.” Beliau kemudian diam. (HR Ahmad dan al-Bazar).
Sanad Hadits
Imam Ahmad
menerimanya dari Sulaiman bin Dawud ath-Thuyalisi dari Dawud bin Ibrahim
al-Wasithi dari Habib bin Salim dari an-Nu‘man bin Basyir. Ia berkata:
Kami sedang
duduk di masjid bersama Rasulullah saw. Basyir adalah orang yang hati-hati
dalm berbicara. Lalu datang Abu Tsa‘labah al-Khusyani. Ia berkata, “Wahai
Basyir bin Saad, apakah engkau hapal hadis Rasulullah saw. tentang para
pemimpin?”
Hudzaifah
berkata, “Aku hapal khutbah beliau.”
Lalu
Abu Tsa‘labah duduk dan Hudzaifah berkata, “Rasululah saw. bersabda: (sesuai
dengan matan hadis di atas).” 1
Al-Bazzar2 menerimanya
dari al-Walid bin Amru bin Sikin dari Ya‘qub bin Ishaq al-Hadhrami dari Ibrahim
bin Dawud dari Habib bin Salim dari an-Nu‘man bin Basyir. Ia bercerita bahwa ia
sedang di masjid bersama bapaknya, Basyir bin Saad. Lalu datang Abu Tsa‘labah
al-Khusyani. Kemudian terjadilah dialog seperti di atas.
Al-Haytsami
berkomentar,3"Imam Ahmad meriwayatkannya dalam Tarjamah an-Nu‘mân, juga
al-Bazzar secara persis, ath-Thabrani secara sebagiannya di dalam al-Awsath, dan
para perawinyatsiqah. Ibn Rajab al-Hanbali juga menukil riwayat Ahmad ini.
Makna dan
Faedah
Hadis ini
memberitahukan lima periode perjalanan kaum Muslim sejak masa kenabian. Periode
pertama adalah periode kenabian.
Periode kedua
adalah periode Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Para ulama
sepakat bahwa periode Khilafah Rasyidah adalah periode Khilafah yang berjalan
di atas manhaj kenabian. Menurut sebagian ulama, periode ini adalah
periode Khulafar Rasyidin sampai periode Khilafah al-Hasan bin Ali. Khilafah
Umar bin Abdul Aziz oleh sebagian ulama juga dikategorikan Khilafah Rasyidah
sehingga beliau juga dijuluki Khulafaur Rasyidin.
Periode
ketiga adalah periode pemerintahan dan kekuasaan yang zalim. Lafal mulk bisa
berarti kerajaan, bisa juga al-hukm wa as-sulthân (pemerintahan dan
kekuasaan). Lafal mulk dalam hadis ini kurang tepat jika dimaknai
kerajaan sebagai sebuah bentuk pemerintahan. Sebab, setelah Khulafaur Rasyidin,
bentuk pemerintahan kaum Muslim tidak berubah menjadi kerajaan, tetapi tetap
Khilafah. Kepala negara tetap seorang khalifah dan tidak pernah berubah menjadi
raja. Ini adalah fakta yang telah disepakati para ulama. As-Suyuthi dalam Tarîkh
al-Khulafâ’ berkata, “Aku hanya menyebutkan khalifah yang telah disepakati keabsahan imâmah-nya
dan keabsahan akad baiatnya.”5
Secara
faktual, Khilafah terus berlanjut sampai diruntuhkan oleh penjajah Barat tahun
1924 M. Namun, juga disepakati, selama rentang waktu tersebut terjadi
penyimpangan dan keburukan penerapan Islam di sana-sini. Jadi, periode tersebut
adalah periode pemerintahan dan kekuasaan yang di dalamnya terjadi kazaliman,
yaitu peyimpangan dan keburukan penerapan sistem dalam beberapa hal.
Periode selanjutnya
adalah periode pemerintahan dan kekuasaan jabbariyah (diktator).
Dalam riwayat Abu Tsa‘labah al-Khusyani dari Muadz bin Jabal dan Abu Ubaidah,
periode ini digambarkan sebagai periode pemerintahan dan kekuasaan yang
sewenang-wenang, durhaka, diktator, dan melampaui batas.6Gambaran demikian
adalah gambaran pemerintahan dan kekuasaan yang bukan Islam. Periode pasca
runtuhnya Khilafah saat ini tampaknya sesuai dengan gambaran tersebut.
Periode
terakhir adalah periode kembalinya Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.
Ini merupakan basyârah (berita gembira) akan tegaknya kembali
Khilafah setelah keruntuhannya. Makna yang sama juga diriwayatkan dalam banyak
riwayat. Jika riwayat ini digabung dengan riwayat lain yang semakna, yaitu
riwayat akan masuknya Islam di setiap rumah, hadis al-waraq al-mu’allaq,
hadis Khilafah turun di bumi al-Quds, hadis mengenai Dâr al-Islâm kaum
Mukmin berpusat di Syam, hadis ‘adl wa al-jur, hadis hijrah setelah
hijrah, hadis al-ghuraba’, hadis al-mahdi, dan hadis akan
ditaklukkannya Roma, maka makna tersebut bahkan bisa sampai pada tingkat
mutawatir.7
Basyârah ini
selayaknya memacu semangat kita untuk terus berjuang demi tegaknya Khilafah,
karena kita ingin mendapat kemuliaan, yakni turut menjadi aktor bagi
terlaksananya janji Allah tersebut. Allâhummarzuqnâ dawlah Khilâfah
Râsyidah.
Wallâh a‘lam
bi ash-shawâb.
Catatan Kaki
1 Ahmad
bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, IV/273, Muassasah Qurthubah, Mesir. t.t.
2 Al-Bazar,
Musnad al-Bazar 4-9, VII/223, ed. Mahfuzh ar-Rahman Zainullah, Muassasah ‘Ulum
al-Quran-Maktabah al-‘Ulum wa al-Hukm, Beirut-Madinah, cet. I. 1409.
3 Al-Haytsami,
Majma’ az-Zawâ’id, v/188-189, Dar ar-Rayan li Turats-Dar al-Kitab al-‘Arabi,
Kaero-Beirut. 1407.
4 Ibn
Rajab al-Hanbali, Jâmi’ al-ulûm wa al-Hukm, I/264, Dar al-Ma’rifah, Beirut. cet
I, 1408.
5 As-Suyuthi,
Târîkh al-Khulafâ’, hlm. 8, Dar al-Fikr, Beirut. t.t.
6 Al-Haytsami,
op. cit.
7 Lihat:
Muhammad asy-Syuwaiki, ath-Tharîq ilâ Dawlah al-Khilâfah, Bait al-Maqdis, 1411;
Hafizh Abdurrahman, Khilafah Islam dalam Hadist Mutawatir bi al-Ma’na, al-Azhar
Press, Bogor. Cet. I. 2003-1424